Citrasatelit memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan foto udara. Foto udara memberikan informasi yang lebih rinci dibandingkan citra satelit. Foto udara dan citra satelit sama-sama direkam pada lokasi yang sama. Citra satelit mengahasilkan warna citra yang lebih jelas. Foto udara skalanya lebih kecil dibandingkan citra satelit. EN
PemetaanMenggunakan Foto Udara - Pemetaan secara fotogrametri merupakan kegiatan pemetaan untuk memperoleh data misal pengukuran teristris, remote sensing, hingga citra satelit relatif masih sangat mahal dan memerlukan waktu lama dalam akuisisi datanya. Misalnya penggunaan citra satelit, informasi obyek spasial yang didapatkan
KataKunci Foto udara, citra satelit, interpretasi citra, dan stereoskop. D. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh Menurut Este dan Simonett, interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Adapun unsur-unsur interpretasi pada citra
CitraSatelit Tegak Resolusi Tinggi dan Foto Udara Peta Mudik 2019 SRGI Status Simpul Jaringan 310 Simpul Jaringan * Terakhir kali update 2 jam yang lalu Ina-Geoportal Metadata Data Terbanyak Data Terbaru Kabupaten Bantul Metadata: 1714 Provinsi Sumatera Selatan Metadata: 1189 Kabupaten Ogan Komering Ulu Metadata: 904 Kabupaten Sleman Metadata: 725
Untukperbandingan antara citra satelit dan foto udara tentu saja masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Foto udara dengan resolusi yang dihasilkannya tentu saja lebih tinggi dibandingkan dengan citra satelit, akan tetapi dari sisi biaya harga foto udara sangat jauh berlipat kali lebih mahal dibanding citra satelit, satuan harga yang ditawarkan untuk foto udara pada umumnya menggunakan satuan hektar. Itu belum termasuk biaya akomodasi dan mobilisasi personil di lapangan.
Citrasatelit adalah gambar permukaan yang dibuat oleh wahana satelit sedangkan foto udara dibuat oleh wahana non-satelit seperti pesawat terbang, balon, drone, dll. Bagaimana mengubah sebuah foto udara dan citra satelit menjadi sebuah informasi yang mudah dipahami? Proses itu disebut sebagai proses interpretasi foto udara dan citra satelit.
Sebagaiperbandingan kedetailan objek, berikut adalah keragaan tanaman sawit dari citra satelit resolusi 50 cm (kiri) dan foto udara 15 cm (kanan). Dengan kemampuan spasial seperti demikian, maka saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan monitoring populasi kelapa sawit yang berumur kurang dari 3 tahun.
FdL3. Citra merupakan produk utama perekaman penginderaan jauh. Pemahaman menyeluruh mengenai citra penginderaan jauh akan sangat bermanfaat dalam proses interpretasi dan ekstraksi penginderaan jauh adalah teknologi yang memungkinkan pengambilan gambar atau foto dari jarak jauh menggunakan sensor yang terpasang di pesawat terbang atau satelit. Teknologi ini menggunakan berbagai panjang gelombang elektromagnetik, seperti sinar inframerah, sinar tampak, dan sinar mikro, untuk menghasilkan gambar yang dapat memberikan informasi tentang permukaan Bumi. Dengan citra penginderaan jauh, kita dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai fenomena penjelasan lengkapnya!Pengertian citra penginderaan jauh adalah representasi permukaan bumi berupa gambar yang didapatkan melalui sebuah sistem penginderaan penginderaan jauh menampilkan objek sesuai dengan kenampakannya di permukaan bumi. Bergantung sensor yang digunakan, citra dapat memuat informasi tutupan lahan, informasi ketinggian, hingga informasi kondisi dapat memberikan informasi tematik yang lebih banyak lagi, bergantung dengan kedalaman interpretasi citra baik interpretasi manual visual maupun digital yang dilakukan citra untuk sumber informasi telah dilakukan dalam berbagai bidang dari meteorologi, tata guna lahan, pertanian, kehutanan, konservasi, hingga perencanaan pembangunan penginderaan jauh dapat dibagi menjadi citra foto atau citra fotografik dan citra non foto atau citra non citra penginderaan jauh antara lainFoto udaraLANDSATSENTINELMODISSRTMJenis-jenis citraCitra penginderaan jauh dapat dibagi menjadi citra foto atau citra fotografik dan citra non foto atau citra non Foto vs Citra Non FotoPerbedaan citra foto dan citra non foto dapat dilihat pada sensor yang digunakan, proses dan mekanisme perekaman, wahana, dan spektrum elektromagnetik yang foto menggunakan sensor berupa kamera baik analog maupun digital, sedangkan citra non fotografi menggunakan sensor yang bukan kamera, misalnya skanner multispektral atau juga Sistem Penginderaan Jauh Aktif vs Pasif, Fotografi vs Non FotografiProses perekaman pada citra fotografi dilakukan secara serentak, yaitu sekali rekam pada satu kali pemotretan, kemudian hasilnya di mozaik. Sedangkan pada citranon fotografi, perekaman dilakukan secara parsial dengan menyiam scanning area baris demi non menggunakan spektrum gelombang tampak dan perluasannya, sedangkan pada citra non fotografi menggunakan spektra tampak dan perluasannya, termal dan gelombang dilihat dari wahananya, sistem fotografi menggunakan wahana dirgantara airborne bisa pesawat udara atau UAV seperti drone. Sedangkan pada sistem non foto, sensor biasanya dibawa oleh satelit, meskipun ada juga sistem non fotografi yang dibawa dengan wahana rangkumannyaVariabel pembedaSistem FotografiSistem Non FotografiSensorKameraScanner, antena, laserProses perekamanSerentakParsialSpektrum elektromagnetikTampak dan perluasannyaTampak dan perluasannya, termal, gelombang mikroWahanaAirborneUmumnya satelitContoh citraFoto Udara, Foto udara format kecilCitra multispektral, hiperspektral, citra termal, RADAR, LiDARFoto udaraFoto udara merupakan citra yang dihasilkan melalui perekaman serentak menggunakan sensor kamera. Foto udara juga sering disebut dengan citra foto atau citra foto udara merupakan jenis citra penginderaan jauh yang pertama muncul, mulai digunakan saat perang untuk mengintai lokasi musuh dan medan perang. Dalam perkembangannya, foto udara kemudian dimanfaatkan untuk keperluan sipil, dengan wahana yang berkembang meliputi pesawat udara, balon udara, hingga jugaFoto Udara Jenis Citra Hasil Penginderaan Jauh Sistem FotografisSempat kehilangan pamor di era perkembangan citra satelit, foto udara kembali naik ke permukaan akibat perkembangan fotografi digital dan Unmanned Aerial Vehicle UAV terutama penggunaan drone. Bahkan, kini perekaman foto udara juga dilakukan menggunakan wahana udara dapat dibedakan berdasarkan ukuran format film, sudut pemotretan, spektrum yang digunakan, dan warna yang format ukuran film, foto udara terbagi menjadiFoto udara format besar standarFoto udara format sedangFoto udara format kecilBerdasarkan sudur pemotretan, dibedakan menjadiFoto udara tegakCondong/ miring/ obliqueSangat condongBerdasarkan spektrumnya, foto udara dibedakan menjadiFoto udara pankromatikFoto udara inframerahSedangkan berdasarkan warna yang dihasilkan, foto udara terbagi menjadiFoto udara berwarnaFoto udara hitam putihDalam praktiknya, sebuah foto udara dapat diberikan setiap pembedaan karakteristik tersebut, misal foto udara format standar, tegak, pankromatik, hitam catatan tambahan, foto udara dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pencitraan tiga dimensi dan pembuatan produk elevasi seperti Digital Elevation Model DEM.Penjelasan selengkapnya mengenai foto udara akan diberikan pada tulisan terpisah di sini Foto Udara, Dijelaskan Lengkap Link menyusul.Berikut contoh gambar citra fotoContoh gambar foto udara tegak berwarnaCitra multispektral dan hiperspektralCitra multispektral merupakan hasil dari perekaman penginderaan jauh dengan sensor berjenis penyiam scanner.Citra multispektral merupakan koleksi dari beberapa citra yang direkam pada spektrum gelombang yang terpisah pada area yang sama. Perekaman di setiap saluran biasa disebut band ini kemudian dapat digunakan secara bersama-sama untuk membentuk citra proses komposit citra, sebuah citra multispektral dapat diberikan warna tertentu sehingga memudahkan penafsir melakukan interpretasi sesuai dengan bidang yang jugaCitra Multispektral Citra Penginderaan Jauh Paling Banyak DigunakanSebuah citra multispektral dapat memiliki jumlah band yang berbeda-beda, umumnya berkisar antara 4-15an band. Sebagai contoh, citra Landsat 8 memiliki 11 band, Sentinel 2 berjumlah 13 band dan SPOT 7 yang berjumlah 5 hiperspektral memiliki konsep yang sama dengan citra multispektral. Perbedaannya, rentang panjang gelombang yang digunakan pada sensor hiperspektral lebih sempit dibandingkan dengan sensor panjang gelombang yang lebih sempit ini membuat citra memiliki sensitifitas yang lebih baik terhadap pembedaan objek secara hiperspektral memiliki jumlah band yang sangat banyak. Contohnya citra Hyperion yang memiliki 220 gambar citra multispektralContoh citra Landsat 8Citra termalCitra termal merupakan citra yang menunjukkan informasi mengenai temperatur sebuah objek. Citra ini biasanya dihasilkan pada saluran termal yang dipasang pada citra satelit seperti Landsat atau termal memiliki ukuran piksel yang lebih besar daripada band lainnya. Misal pada citra Landsat 8, citra saluran termal memiliki ukuran piksel 60 meter, lebih besar daripada saluran lainnya yang berukuran 30 jugaCitra Inframerah Termal Mengindera Suhu Permukaan ObjekCitra termal juga dapat dihasilkan menggunakan kamera. Kamera pencitraan termal merekam energi panas menjadi panjang gelombang tertentu yang dapat direkam oleh sensor sehingga nantinya dapat disajikan menjadi sebuah citra foto termal. Citra ini juga biasa disebut dengan sekali aplikasi pemanfaatan citra termal di antaranya untuk mendeteksi titik api kebakaran hutan dan lahan dan deteksi pulau pahang perkotaan Urban Heat Island.Contoh dari citra termal antara lainBand 10 dan 11 pada Landsat 8Band 6 pada Landsat 7Contoh gambar citra penginderaan jauh sistem termalCitra termal yang menunjukkan temperatur atmosferCitra Gelombang Mikro Sistem PasifCitra gelombang mikro merupakan penginderaan jauh gelombang mikro yang menggunakan panjang gelombang mikro, yaitu pada panjang 1 mm sampai 1 jauh gelombang mikro sistem pasif, menggunakan pancaran energi dari objek. Citra yang dihasilkan memiliki karakteristik resolusi spasial yang sangat rendah akibat lemahnya energi yang diterima. Contohnya adalah citra pada penginderaan jauh gelombang mikro aktif, sensor mengirimkan dan menerima kembali sinyal elektromagnetik dari objek. Sistem ini lebih dikenal dengan sistem merupakan hasil penginderaan jauh sistem radar menggunakan gelombang radio elektromagnetik untuk menentukan sudut, jarak dan kecepatan velocity suatu objek perekaman karaketristik seperti itu, citra radar secara umum lebih sulit diinterpretasi jika dibandingkan dengan jenis citra keunggulannya, citra radar tidak terpengaruh dengan kondisi atmosfer karena gelombang yang digunakannya dapat menembus kabut dan jugaCitra Radar Penginderaan Jauh Sistem Aktif, Bisa Menembus AwanCitra radar banyak dimanfaatkan untuk banyak aplikasi, di antaranya untuk memetakan permukaan bumi dan mengukur karakteristik atmosfer dan citra RADARRADARSATSentinel 1ASRTMContoh gambar citra RadarKombinasi citra Sentinel 1A dan Sentinel 1BLidarLidar merupakan salah satu contoh penginderaan jauh sistem aktif menggunakan laser light amplification by simulated emission of radiation. Lidar mengukur jarak dari pancaran radiasi gelombang yang ditransimsikan dan yang dipantulkan kembali ke LIDAR menunjukkan informasi perbedaan ketinggian, dan dimanfaatkan untuk membuat Digital Terrain Model DTM.Sensor Lidar ini mendadak sering dibicarakan setelah Apple menyematkan sensor ini pada line up Ipad Pro 2020 dan Iphone Pro mulai dari Iphone 12 gambar citra LidarContoh gambar lidarResolusi Citra Penginderaan JauhResolusi citra penginderaan jauh merujuk pada kemampuan suatu sensor dalam merekam ukuran terkecil suatu citra penginderaan jauh, terdapat empat konsep reolusi yang sangat penting, yaituresolusi spasial,resolusi spektral,resolusi radiometrik, danresolusi jugaResolusi Citra Penginderaan Jauh Spasial, Spektral, Temporal, RadiometrikManfaat Citra Penginderaan JauhPemanfaatan citra penginderaan jauh telah dilakukan oleh para peneliti dan praktisi dalam berbagai bidang aplikasi. Beberapa aplikasi yang paling sering dijumpai antara lainBidang kehutananMonitoring deforestasiMonitoring hotspot untuk deteksi titik karhutlaPemetaan kerepatan vegetasiBidang pertanianPemetaan kesehatan tanamanPrediksi produktifitas panenPemetaan kesesuaian lahan pertanianBidang tata guna lahanPemetaan penutup dan penggunaan lahanPemantauan perubahan penutup dan penggunaan lahanBidang geologiPemetaan jenis batuan permukaanPemetaan potensi mineralPeran Penting Citra Penginderaan Jauh dalam Ilmu GeografiCitra penginderaan jauh memainkan peran yang sangat penting dalam ilmu geografi. Teknologi ini memberikan banyak manfaat dan aplikasi yang dapat digunakan untuk pemetaan, pemantauan lingkungan, penelitian, dan pemantauan bencana alam. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai peran penting citra penginderaan jauh dalam ilmu geografi1. Pemetaan dan Analisis Data GeografisCitra penginderaan jauh dapat digunakan untuk pemetaan yang akurat dan detail tentang permukaan Bumi. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh, kita dapat membuat peta yang mencakup informasi tentang tutupan lahan, jenis vegetasi, pola penggunaan lahan, dan topografi. Data yang dihasilkan dari citra penginderaan jauh sangat berguna bagi pemerintah, peneliti, dan perencana dalam pengambilan keputusan terkait tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pemantauan perubahan Pemantauan Lingkungan dan Perubahan IklimCitra penginderaan jauh memainkan peran penting dalam pemantauan lingkungan dan perubahan iklim. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh, kita dapat mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan kita, seperti deforestasi, perubahan tutupan lahan, polusi, dan perubahan suhu permukaan. Data yang dikumpulkan melalui citra penginderaan jauh memberikan wawasan yang berharga dalam memahami dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan membantu pengambilan keputusan yang Analisis Perubahan Permukaan BumiCitra penginderaan jauh juga digunakan untuk menganalisis perubahan yang terjadi di permukaan Bumi. Dengan membandingkan citra penginderaanjauh dari waktu ke waktu, kita dapat mengidentifikasi perubahan pola sungai, pergeseran garis pantai, perubahan tutupan vegetasi, dan perkembangan perkotaan. Informasi ini sangat berharga dalam memahami proses geologis, dinamika lahan, dan dampak aktivitas manusia terhadap perubahan Pemantauan Bencana AlamCitra penginderaan jauh memiliki peran krusial dalam pemantauan dan penanggulangan bencana alam. Dengan citra penginderaan jauh, kita dapat mendeteksi dan memetakan wilayah yang terkena dampak bencana seperti banjir, gempa bumi, kebakaran hutan, dan letusan gunung berapi. Informasi yang dihasilkan dari citra penginderaan jauh ini membantu tim penanggulangan bencana dalam merencanakan respons darurat, evakuasi, dan pemulihan Penelitian Ilmu GeografiCitra penginderaan jauh merupakan sumber data yang berharga bagi para peneliti dalam ilmu geografi. Data citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk menguji hipotesis, membangun model prediksi, dan mengidentifikasi pola-pola spasial. Dengan menggunakan teknik pemrosesan citra dan analisis spasial, peneliti dapat menggali informasi tentang dinamika populasi, perubahan tutupan lahan, interaksi manusia-lingkungan, dan berbagai aspek geografis dan KekuranganBergantung pada jenis senornya, citra penginderaan jauh memiliki keunggulan dan keterbatasannya jika dilihat secara umum saja, kelebihan dari citra penginderaan jauh adalahDapat diperoleh secara gratisCitra menggambarkan objek dengan wujud dan letak obyek yang mirip wujud dan letaknya di permukaan bumiCitra menggambarkan area yang luas. Ini menguntungkan agar penafsir bisa melihat gambaran suatu daerah secara dapat menggambarkan kenampakan yang tidak terdeteksi oleh mata manusia, misal informasi perbedaan ketinggian, informasi pada gelombang inframerah, informasi temperatur dan yang dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terrestrial. Misal tengah samudra, kondisi atmosfer, kawah gunung berapi, atau daerah berhutan dengan medan yang berat,Sangat bermaanfaat untuk pemetaan daerah bencana secara cepat dan akuratAdapun keterbatasan citra penginderaan jauh antara lainBiaya tinggi pengadaan pada citra resolusi detilPada keperluan tertentu, dibutuhkan keahlian expertise dalam interpretasi citranyaBagaimana citra penginderaan jauh dimanfaatkan?Ekstraksi informasi dari citra penginderaan jauh dapat dilakukan melalui interpretasi visual manual maupun pengolahan citra secara visual dilakukan secara manual menggunakan unsur-unsur interpretasi rona, warna, bentuk, bayangan, ukuran, pola, tekstur, situs dan citra digital dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik meliputi pembuatan indeks citra, band rationing, hingga klasifikasi multispektral dan Object Based Image jugaInterpretasi Citra Penginderaan Jauh Pengertian dan Unsur-unsurnya Contoh+GambarPenjelasan Lengkap Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh Secara DigitalPenutupCitra penginderaan jauh adalah teknologi yang menggunakan pesawat atau satelit untuk mengambil gambar dan data dari permukaan Bumi. Ini membantu dalam pemantauan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan pemetaan. Keuntungannya meliputi pemantauan yang luas, akses ke daerah terpencil, dan analisis yang mendalam untuk berbagai penginderaan jauh memberikan kita kemampuan untuk pemetaan yang akurat, pemantauan lingkungan, analisis perubahan permukaan Bumi, pemantauan bencana alam, dan mendukung penelitian ilmu geografi. Dengan teknologi ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai fenomena geografis dan memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan artikel ini kita belajar mengenai citra penginderaan jauh meliputiJenis-jenis citra penginderaan jauhPemanfaatan citraKeunggulan dan keterbatasannyaCara artikel ini bermanfaat. Jika ada hal yang ingin ditanyakan atau didiskusikan, silahkan tulis pada kolom komentar.
Foto udara merupakan salah satu jenis citra penginderaan jauh yang pertama muncul. Sempat kalah pamor dengan citra satelit, foto udara kembali banyak digunakan mengikuti perkembangan fotografi digital dan teknologi pesawat tanpa udara merupakan citra penginderaan jauh yang dihasilkan melalui perekaman serentak menggunakan sensor kamera. Foto udara banyak dimanfaatkan pada bidang pemetaan skala detil seperti pembuatan peta desa atau perencanaan pembangunan. Foto udara juga kerap digunakan dalam kegiatan respon cepat ketika terjadi bencana penjelasannya!Apa Itu Foto Udara?Secara ringkas, foto udara aerial photography merupakan foto yang diambil dari udara, atau dari ketinggian. Tetapi, proses pengambilan fotonya memiliki beberapa kondisi atau aturan tertentu, karena akan dimanfaatkan sebagai alat ukur atau bahan untuk mengkaji suatu objek atau udara termasuk hasil penginderaan jauh yang dihasilkan oleh perekaman serentak menggunakan sensor kamera. Foto udara juga sering disebut dengan citra foto atau citra foto udara merupakan jenis citra penginderaan jauh yang pertama muncul, mulai digunakan saat perang untuk mengintai lokasi musuh dan medan perang. Dalam perkembangannya, foto udara kemudian dimanfaatkan untuk keperluan sipil, dengan wahana yang berkembang meliputi pesawat udara, balon udara, hingga foto udaraBagaimana pemotretan foto udara?Untuk membuat foto udara, kita dapat memasang sensor berupa kamera pada wahana seperti pesawat terbang, helikopter, balon udara, hingga UAV seperti alternatif lainnya, misalkan juga perekaman menggunakan paralayang, paraglider, hingga dapat dilakukan secara manual diambil menggunakan tangan sendiri, atau diatur secara otomatis pada interval waktu terbang dan melakukan pemotretan, kita perlu membuat jalur terbang serta menentukan ketinggian terbang dan pengaturan kameranya. Aspek-aspek ini sangat bergantung pada tujuan pemotretan dan penggunaan foto udara proses perekaman ini dapat dibantu oleh perusahaan konsultan pemetaan maupun individual dengan harga yang relatif terjangkau jika dilihat kebermanfaatan dari foto udara yang udara dapat dibedakan berdasarkan ukuran format film, sudut pemotretan, spektrum yang digunakan, dan warna yang format ukuran filmBerdasarkan format ukuran film, foto udara terbagi menjadiFoto udara format besar standarFoto udara format sedangFoto udara format kecilFoto Udara Format Besar atau standar memiliki ukuran bingkai negatif film sebesar 23×23 cm. Jenis ini diambil dengan kamera metrik dan paling umum digunakan dalam fotogrammetri pada udara format besar menggunakan lamera metrik ukuran normal dengan tiga sudut bukaan angle field of viewNormal Angle NA, f = 210 mmWide Angle WA, f= 152 mmSuper Wide Angle SWA, f = 88 udara ini dicetak tanpa embesaran, sehingga hasil foto udaranya juga berkisar 23 x 23 format standar dalam pencetakannya, yaitu berupa muka foto udara dan informasi tepi foto udara yang meliputiFiducial Mark, yang berfungsi untuk membantu menemukan titik tengah foto udaraJam, yang menunjukkan waktu pemotretan dilakukanAltimeter, yang menunjukkan tinggi terbang pesawat ketika melakukan pemotretanNiveau, yang berfungsi untuk memberikan keterangan apakah pesawat/ kamera dalam posisi datar saat pemotretan. Jika datar, lingkaran kecil akan berada tepat di tengah-tengah. Fungsinya mirip seperti Fokus, yang menunjukkan panjang fokus lensa saat foto udara dan keterangan informasi tepinyaFoto Udara Format Kecil atau Small Forat Aerial Photography SFAP berukuran 6 x 6 cm atau 24 mm x 35 Udara Format Sedang merupakan foto udara yang berukuran di tengah tengah antara format besar dan format digital komersial yang berkembang merupakan kamera format medium dan format demikian kamera digital komersial dapat dikategorikan sebagai kamera non-metrik karena kamera tersebut tidak didesain untuk tujuan kemiringan sumbu kameraBerdasarkan sudut pemotretan, dibedakan menjadiFoto udara tegakCondong/ miring/ obliqueSangat condongPada foto udara tegak, sumbu kamera berada dalam posisi tegak lurus dengan posisi area yang dipotret. Hasilnya, akan diperoleh foto udara foto udara condong dilakukan dengan membawa kamera dengan sudut agak miring dengan kemiringan tertentu berkisar 10 derajat terhadap permukaan bumi yang terdapat sudut pandang perspektif miring pada hasil foto. Pada foto udara oblique, garis cakrawala tidak yang sama juga terjadi pada foto udara sangat miring high oblique. Perbedaannya, sudut kemiringan kamera lebih miring dibandingan jenis foto udara condong yaitu sekitar 60 udara sangat condong memperlihatkan garis cakrawala. Hal ini yang membedakannya dengan foto udara tipe filmSedangkan berdasarkan tipe film, foto udara terbagi menjadiPankromatik Hitam-putihInframerah Hitam-putihWarna alami natural colorInframerah berwarna Color InfraredSensor digitalCitra foto pankromatik hitam-putih direkam pada film yang terdiri dari bahan negatif hitam-putih dengan rentang sensitivitas yang sebanding dengan mata manusia. Cirinya adalah berwarna hitam putih udara inframerah hitam-putih, merupakan foto udara hitam putih yang sensitif terhadap panjang gelombang inframerah, dengan rentang yang mencakup 0,4 mikrometer hingga 0,9 udara warna asli pankromatik berwarna merupakan foto udara yang mereplikasi warna seperti yang dilihat oleh mata manusia. Dengan karakteristik seperti ini, foto udara pankromatik berwarna merupakan citra secara teoritis paling mudah diinterpretasi, bahkan oleh udara inramerah berwarna juga disebut dengan foto udar warna semu. Pada foto udara jenis ini, kamera juga menangkap energi pada panjang gelombang inframerah. Untuk membedakannya dengan foto udara warna asli, cukup lihat kenampakan vegetasinya. Pada foto inframerah berwarna, vegetasi akan nampak berwrna udara berwarna, baik yang diperoleh pada spektrum pankromatik maupun yang diperoleh pada spektru inframerah dekat, mempunyai kunggulan dalam hal penyajian warnanya, sehingga obyek satu dengan yang lainnya dapat dibedakan secara foto udara digital merupakan foto yang ditangkap menggunakan kamera digital dengan sensor CCD charge-coupled device or CMOS complementary metal-oxide semiconductor.Kedua sensor ini menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal elektronik. Gambar yang diambil kemudian didigitalkan dan disimpan sebagai file komputer yang siap untuk pemrosesan digital telah menggantikan fotografi film tradisional di banyak aplikasi, misalnya citra foto udara yang dihasilkan dengan perekaman UAV jaman sekarang biasanya menggunakan kamera wahanaSedangkan berdasarkan wahana, foto udara terbagi menjadiFoto udara dirgantaraFoto udara luar angkasa/ foto satelit/ foto orbitalFoto udara dirgantara merupakan foto udara yang dipotret dengan ketinggian di dalam atmosfer bumi. Wahana yang digunakan antara lainPesawat udaraUAV atau droneBalon udaraTrikeLayang-layangSedangkan Foto udara luar angkasa/ foto satelit/ foto orbital adalah merupakan foto udara yang dipotret dari luar atmosfer bumi, dengan wahana berupa skala foto udaraBerdasarkan skalanya, foto udara terbagi menjadiSkala besar, sekitar 1 sampai 1 sedang, antara 1 sampai 1 kecil, lebih kecil dari 1 Foto UdaraFoto udara biasanya disajikan dalam skala yang detil, sehingga mampu menampilkan kenampakan permukaan bumi secara rinci, meskipun terbatas pada area yang lebih sempit jika dibandingkan foto itu, foto udara juga banyak dimanfaatkan karena waktu perekamannya yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan citra perkembangan teknologi kamera digital dan pesawat tanpa awak Unmanned Aerial Vehicle/ UAV, terutama jenis drone quadcopter, proses perekaman foto udara menjadi semakin murah dan studi geografi, foto udara dapat digunakan untuk memberikan pandangan yang luas terhadap suatu daerah sehingga bisa dikenali potensi dan ancaman yang terjadi di daerah itu, foto udara banyak dimanfaatkan untuk keperluan sebagai berikutAlat pemantauan dalam kegiatan respon cepat bencana alamPemantauan kesehatan vegetasi perkebunan kelapa sawit biasanya menggunakan foto inframerahPenghitungan jumlah pohon kelapa sawit untuk memperkirakan produktifitas dan penerapan precision model tiga dimensi yang bermanfaat untuk perencanaan pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan situs Foto UdaraSeperti umumnya proses interpretasi citra penginderaan jauh, citra foto dapat kita interpretasi menggunakan teknik interpretasi visual maupun metode foto udara dapat dilakukan menggunakan unsur-unsur interpretasi citra meliputi rona, warna, bayangan, ukuran, bentuk, pola, tekstur, situs dan prakteknya, kita bisa menggunakan lebih dari satu unsur-unsur jalan-jalan yang beraspal dapat dikenali pada foto udara melalui dikenali melalui interpretasi dan delineasi foto udara. Cara mengenali kenampakan jalan pada foto udara adalah mencari objek dengan dengan rona sedang, bentuk memanjang dengan pola yang saling terhubung dan bertekstur halus. Pembedaan antara jalan dan sungai atau selokan dilakukan dengan membandingkan rona dan warna serta melihat letak dan asosiasi baca di Interpretasi Citra Penginderaan Foto Udara vs Citra SatelitCitra satelit merupakan hasil pencitraan oleh sensor penginderaan jauh yang dibawa oleh wahana berupa satelit, biasanya merupakan citra antara foto udara dan citra satelit sebaiknya dapat kita sikapi sebagai hal-hal yang bisa saling melengkapi akibat keterbatasan dari masing-masing jenis citra penginderaan jauh Satelit memberikan resolusi temporal yang tetap, seringkali dengan kunjungan ulang yang berkala di area yang sama di dunia. Di sisi lain, foto udara memiliki resolusi temporal yang sangat fleksibel, karena proses pemotretan dapat ditentukan sendiri, tentunya bergantung pada sumber daya yang foto udara menawarkan resolusi spasial yang luar biasa —hingga 1-5 cm per piksel, bahkan di bawah 1 cm. Sedangkan pada citra satelit, resolusi spasial bisa sangat bervariasi mulai dari resolusi rendah, sedang, tinggi, hingga sangat tinggi. Sebagai catatan, citra resolusi sangat tinggi membutuhkan biaya yang tinggi dalam foto memiliki resolusi spektral yang terbatas yaitu pada panjang gelombang tampak dan perluasannya, dengan julat panjang gelombang yang citra satelit multispektral dan hiperspektral menawarkan resolusi spektral yang lebih tinggi. Gelombang ditangkap secara terpisah pada julat panjang gelombang tertentu, sehingga bisa memberikan banyak band dengan banyak yang saling melengkapi antara keduanya membuat data udara dan satelit menjadi sumber informasi geospasial yang Foto vs Citra Non FotoCitra penginderaan jauh dapat berupa citra foto atau citra non foto. Citra foto diperoleh melalui perekaman sistem penginderaan jauh fotografik dengan sensor kamera. Sedangkan citra non foto diperoleh dengan sensor selain kamera, antara lain citra multispektral dan hiperspektral, citra termal, citra RADAR dan citra foto dan citra non foto dapat dilihat pada sensor yang digunakan, proses dan mekanisme perekaman, wahana, dan spektrum elektromagnetik yang selengkapnya dapat dilihat ditulisan ini Perbedaan Citra Foto dan Citra Non FotoFoto Udara TermalFoto udara termal merupakan foto yang dihasilkan melalui kamera termal yang menangkap gelombang inframerah pada panjang gelombang tertentu. Kamera ini mampu mengubah temperatur menjadi panjang gelombang tertentu dan dapat divisualkan dalam bentuk udara termal menunjukkan variasi temperatir objek biasanya semakin panas semakin merah dan dapat digunakan untuk kajian-kajian yang berhubungan dengan suhu udara termal berbeda dengan citra termal. Jika citra teral diperoleh melalui sensor berupa penyiam, foto udara termal diperoleh dari sensor berupa kamera Foto UdaraSkala foto udara merupakan perbandingan jarak antara objek di foto udara dengan jarak objek dengan peta, skala foto udara tidak sama untuk setiap daerah yang diliputnya. Artinya, skala di tengah-tengah foto akan sedikit berbeda dengan skala di area pinggir khusus, skala foto udara juga dapat dimaknai sebagai perbandingan antara panjang fokus kamera dengan tinggi terbang pesawat terhadap bidang rata-rata demikian, skala foto udara dapat dicari atau dihitung menggunakan rumusS = f/ H-hDi manaS = skala foto udaraf = panjang fokus kameraH = Tinggi terbangh = tinggi objekMisal, dengan menggunakan panjang fokus 152 mm, dan tinggi terbang = mdpal dan tinggi objek = 600 mdpal. Maka skala foto udara adalahS = f/ H-hS = 0,152/ 10000-600S = 0,152/ 9400S = 1/ skala pada foto udara tersebut adalah 1 skala foto udaraFoto Udara StereoFoto udara stereo bukan merupakan jenis foto udara sendiri. Foto udara stereo diperoleh melalui teknik fotogrametrik yang digunakan untuk membuat efek tiga dimensi menggunakan dua foto yang bertampalan, yaitu merekam area yang hampir sama 30-70% dari sudut perekaman yang dapat melihat gambaran 3 dimensi pada foto udara cetak diperlukan alat yang bernama stereoskop. Stereoskop bekerja dengan membuat mata kiri kita hanya melihat foto kiri dan mata yang kanan hanya melihat foto yang agar kita dapat melihat pasangan foto secara stereoskopik adalahDaerah yang diamati secara stereoskopik, atau daerah pertampalan difoto dengan posisi atau sudut yang berbedaSkala dua foto kurang lebih samaSumbu optik kedua mata harus satu bidangMozaik Foto UdaraFoto udara mozaik atau Mozaik foto udara adalah gabungan dari dua atau lebih foto udara yang saling bertampalan sehingga terbentuk paduan gambar yang berkesinambungan dan menampilkan daerah yang lebih luas. Proses mozaik foto udara memanfaatkan endlap dan adalah pertampalan foto udara pada jalur terbang yang sama. Sedangkan Sidelap merupakan besar nilai pertampalan pada dua atau lebih foto udara yang berbeda jalur tebangnya. Endlap optimum biasanya sekitar 60% dari luas liputan foto, sedangkan sidelap optimum dekitar 15%. Kurang dari persentase itu biasanya wilayah yang diamati secara tiga dimensi menjadi sangat terbatas, namun bila lebih dari itu misalnya mencapai 90% endlap biaya pemotretan akan menjadi lebih mahal karena pengulangan pemotretan menjadi tiga metode untuk membuat mozaik citra yaitu mosaik terkontrol, tidak terkontrol, dan semi terkontrol disusun dari foto udara yang telah mengalami rektifikasi dan ratioing. Rektifikasi dilakukan untuk menghilangkan kesalahan kemiringan sumbu kamera sedang ratioing dilakukan untuk menyeragamkan skala di seluruh bagian terkontrol memenuhi spesifikasi tertentu tentang ketelitian peta. Ia dapat diandalkan untuk penyadapan data metrik seperti jarak dan tak terkontrol dibuat tanpa titik semi terkontrol merupakan gabungan antara mozaik tak terkontrol dan mozaik terkontrol. Ia dapat dibuat dari foto tanpa rektifikasi tetapi dengan menggunakan titik kontrol medan atau berdasarkan foto yang derektifikasi tetapi tanpa titik kontrol medan. PenutupMelalui artikel ini kita belajar mengenai foto udara meliputiApa yang dimaksud dengan foto udaraManfaat foto udaraJenis-jenis foto udaraKeunggulan dan keterbatasannyaCitra foto vs citra satelitCitra foto vs citra non fotoSemoga artikel ini bermanfaat. Jika ada hal yang ingin ditanyakan atau didiskusikan, silahkan tulis pada kolom komentar.
Foto Udara dan Citra Satelit DAPATKAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI SANGAT TINGGI WORLDVIEW-3 BESERTA PENGOLAHAN DAN MAPPING DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF DI MAP VISION INDONESIA UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI KAMI PADA NOMOR TELEPON WA/SMS/TELEPON 0878 2292 5861 E-MAIL mapvisionindonesia Foto udara adalah pengambilan foto di udara menggunakan wahana yang dapat bergerak di udara. Mulanya wahana yang digunakan dalam memperoleh foto udara yaitu sebuah balon udara dan pesawat terbang, namun seiring perkembangan teknologi, saat ini beragam wahana dapat digunakan untuk mendapatkan sebuah foto udara. dimana yang saat ini marak digunakan yakni penggunaan wahana berupa Unmanned Aerial Vehicles UAV atau drone. Dahulu penggunaan foto udara lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer, dan mulai ramai dipakai oleh kalangan sipil setelah Perang Dunia II selesai. BACA JUGA 1. Apa Itu Foto Udara? 2. Apa Itu Citra Satelit? 3. Penginderaan Jauh 4. Pengertian Citra Satelit 5. Citra Penginderaan Jauh Sejarah Awal Foto Udara Gaspard-Felix Tournachon dikenal juga dengan sebutan Nadar seorang fotografer yang awalnya berprofesi sebagai novelis dan karikaturnis, merupakan orang pertama yang mengambil foto udara menggunakan wahana berupa balon udara, yang dilakukan pada tahun 1858. Namun sayangnya foto udara pertama dan juga foto-foto udara lain hasil jepretan Nadar sudah tidak dapat ditemukan. Saat ini hasil jepretan awal foto udara yang masih bisa disaksikan adalah karya James Wallace Black dan Samuel Archer King yang berjudul “Boston, as the Eagle and the Wild Goose See It” yang diambil pada tanggal 13 Oktober 1860 di atas ketinggian 630 meter dari Kota Boston, Amerika Serikat. Selanjutnya pengambilan foto udara menggunakan wahana yang lain terus berkembang, seperti penggunaan layang-layang yang dilakukan seorang meteorologis asal Inggris bernama ED Archibald pada tahun 1882. Pada tahun yang sama, Cecil Shadbolt, melakukan pengambilan foto udara dengan menggunakan wahana berupa balon gas. Pada tanggal 24 April 1909, penggunaan wahana yang lebih berat dibandingkan udara digunakan pertama kalinya, dengan menyematkan kamera gambar bergerak untuk kepentingan pembuatan film bisu berdurasi pendek yang berjudul “Wilbur Wright und seine Flugmaschine”. Sejarah Penggunaan Foto Udara untuk Pemetaan Veteran Perang Dunia I, Francis Wills dan Claude Graham White, mendirikan perusahaan fotografi udara komersial pertama di Inggris pada tahun 1919 yang mereka beri nama Aerofilm, Ltd. Perusahaan tersebut pada tahun 1921, melakukan foto udara vertikal untuk kepentingan survei dan pemetaan, serta selama tahun 1930-an, Aerofilm menjadi perusahaan pelopor ilmu fotogrametri pemetaan dari foto udara. Di negara kita, Indonesia, penggunaan foto udara untuk survei pemetaan telah mulai dilakukan oleh beberapa lembaga pada awal 1970-an Danoedoro, 2012. Namun ketika bangsa kita tengah mulai penggunaan foto udara untuk pemetaan, negara maju malah mulai mengembangkan satelit sumber daya alam sebagai wahana untuk mendapatkan data penginderaan jauh. Jenis Foto Udara Berdasarkan Sumbu Kamera Berdasarkan tingkat kemiringan sumbu kamera, foto udara dibagi menjadi 3 jenis yaitu Foto Udara Vertikal Pada jenis foto udara vertikal, posisi sumbu kamera tegak lurus vertikal atau maksimal sudut kemiringannya 3 derajat dengan area yang hendak dipotret. Jenis Foto Udara VertikalSumber Gambar Foto udara jenis ini banyak digunakan untuk pemetaan karena skala dan objek yang dipotret mempunyai bentuk cenderung tetap serta tidak menutup objek area lain dibandingkan jenis foto udara lain. Contoh Tampilan Foto Udara VertikalSumber Foto Udara Miring Rendah Low Oblique Jenis Foto Udara Miring RendahSumber Gambar Untuk jenis foto udara miring rendah, sumbu kamera membentuk sudut kemiringan antara 3 derajat hingga 30 derajat dengan area yang dipotret. Contoh Tampilan Foto Udara Miring Rendah Kenampakan Horizon Pada Foto Ini Tidak DitunjukkanSumber Foto Udara Miring Tinggi High Oblique Sumbu kamera pada jenis foto udara miring tinggi membentuk sudut kemiringan antara lebih dari 30 derajat hingga 55 derajat dengan area yang dipotret. Jenis Foto Udara Miring TinggiSumber Gambar Kelebihan jenis foto udara miring, baik yang miring rendah ataupun tinggi, dapat memotret area dalam cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan jenis foto udara vertikal, namun kelemahannya skala dan ukuran objek yang dipotret tidak tetap, sehingga pengukuran dimensi objek menjadi lebih sulit dibandingkan foto udara vertikal. Contoh Tampilan Foto Udara Miring Tinggi yang Memperlihatkan CakrawalaSumber Citra Satelit Pada saat negara kita, Indonesia, di tahun 1970-an mulai memanfaatkan foto udara untuk kegiatan survei-pemetaan sumber daya, maka di negara-negara yang maju, mereka mulai mengembangkan satelit sumber daya alam untuk mendapatkan data penginderaan jauh. Hal ini bermula dari Program Landsat yang sangat legendaris di tahun 1972, yang hingga kini masih terus berjalan dan telah memasuki seri ke 8 Satelit Landsat 8, bahkan pada tahun 2021 mendatang, rencananya akan meluncur seri ke 9 Satelit Landsat 9. Dan saat ini telah banyak sekali satelit sumber daya alam selain Program Satelit Landsat yang tengah beroperasi di luar angkasa dengan beragam spesifikasi yang dimilikinya. Satelit-satelit sumber daya alam tersebut menghasilkan citra satelit yang merupakan gambaran permukaan bumi dengan beragam resolusi spasial dan resolusi spektral. Dan berikut ini beberapa contoh data citra satelit optis yang dihasilkan oleh satelit sumber daya alam dengan sensor pasif sumber tenaga berasal dari matahari 1. Citra Satelit WorldView-3 Citra Satelit WorldView-3 Wilayah Candi Borobudur – Jawa Tengah dalam Skala 1 1000 Citra satelit yang dihasilkan oleh Satelit WorldView-3 merupakan citra satelit dengan kenampakan paling detail saat ini, dengan resolusi spasial mencapai 30 cm m pada keadaan nadir untuk citra satelit pada band pankromatik. Selain itu, Satelit WorldView-3 saat ini dapat dibilang sebagai satelit sumber daya alam komersial paling canggih untuk kategori satelit penghasil citra dengan resolusi spasial sangat tinggi, karena selain dibekali 1 band pankromatik dengan resolusi spasial 30 cm pada posisi nadir dan 8 band multispektral dengan resolusi spasial meter, pada satelit ini juga terdapat 8 band pada spektrum elektromagnetik Short Wave Infra Red SWIR, serta 12 band multispektral untuk Clouds, Aerosols, Vapors, Ice, & Snow CAVIS. Keberadaan band SWIR pada Citra Satelit WorldView-3 bermanfaat untuk menghasilkan citra satelit yang bebas dari berbagai gangguan yang menghalangi tampilan objek pada citra satelit seperti kabut, haze, serta awan tipis. Selain dari hal tersebut, hadirnya band SWIR juga dapat untuk melihat titik api aktif yang terekam oleh satelit. Visible & SWIR pada Data Citra Satelit WorldView–3 Sedangkan untuk sensor CAVIS yang terdiri dari 12 band bertujuan untuk menghasilkan citra satelit dengan tampilan yang lebih bersih dari awan, kabut, dan berbagai gangguan lain di atmosferik, serta menampilkan warna yang selaras seamless antar data citra satelit yang mencakup sebuah wilayah. CAVIS 2. Citra Satelit Pleiades–1A & Pleiades–1B Data Olahan Citra Satelit Pleiades–1A Warna Natural Kota Cilegon – Banten Skala 1 Satelit Pleiades-1A & Pleiades-1B merupakan satelit “kembar” dari vendor Airbus Defence & Space. Disebut kembar karena spesifikasi satelit sama persis dan sama-sama menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 50 cm hasil resampling pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak visible dan inframerah dekat near infrared. Saat ini Citra Satelit Pleiades-1A & Pleiades-1B merupakan kompetitor terberat bagi citra satelit resolusi spasial sangat tinggi dari perusahaan Maxar Technologies. 3. Citra Satelit SPOT–6 & SPOT–7 Data Olahan Citra Satelit SPOT 6 Warna Natural Wilayah Kalimantan Barat Skala 1 Selain Satelit Pleiades-1A & Pleiades-1B, perusahaan Airbus Defence & Space juga memiliki satelit kembar lain yakni Satelit SPOT-6 dan SPOT-7. Untuk Satelit SPOT-6 dan SPOT-7, kedua satelit tersebut menghasilkan citra satelit dengan resolusi spasial kelas 150 cm m, pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak visible dan inframerah dekat near infrared. Saat ini, Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 banyak digunakan untuk berbagai aplikasi karena tingkat resolusi spasial yang tinggi dengan harga yang terjangkau untuk area yang luas. 4. Citra Satelit KOMPSAT–3A Citra Satelit KOMPSAT–3A wilayah Ferrari World, Abu Dhabi – Tanggal Perekaman 26 Oktober 2015Image Copyright KARI, SIIS Negara Ginseng, Korea Selatan, ternyata memiliki satelit sumber daya alam yang menghasilkan citra satelit dengan resolusi sangat tinggi yakni Satelit Korea Multi-Purpose Satellite KOMPSAT. Salah satu seri Satelit KOMPSAT yang masih beroperasi adalah Satelit KOMPSAT-3A yang menghasilkan citra dengan resolusi spasial kelas 40 cm m, pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak visible dan inframerah dekat near infrared. Dan berikut beberapa citra satelit lain yang dihasilkan dari satelit sumber daya alam silahkan klik pada masing-masing link untuk informasi lebih lanjut terkait citra satelit tersebut Pleiades Neo WorldView Legion WorldView-4 GeoEye-1 Landsat 8 Kelebihan dan Kelemahan Foto Udara dan Citra Satelit Sebelumnya telah dibahas mengenai foto udara dan juga citra satelit optis dengan sensor pasif. Lalu apa kelebihan dan kekurangan foto udara dibandingkan citra satelit?, berikut penjelasannya Saat ini, data citra satelit optis dengan sensor pasif yang mempunyai resolusi spasial tertinggi untuk kepentingan komersial yakni Citra Satelit WorldView-3 dengan resolusi spasial mencapai 30 cm pada posisi nadir, dan jika tidak ada kendala maka pada tahun 2020 ini akan mengorbit juga Satelit Pleiades Neo yang akan menghasilkan citra dengan resolusi spasial mencapai 30 cm pada posisi nadir, serta pada tahun 2021 mendatang akan mengangkasa Satelit WorldView Legion yang akan menghadirkan citra dengan resolusi spasial 29 cm pada posisi nadir. Maka untuk saat ini dan beberapa tahun mendatang citra satelit dengan resolusi spasial tertinggi yang dijual secara komersial kepada umum yakni 29 cm dan 30 cm. Hal ini berbeda dengan foto udara yang dihasilkan oleh drone atau UAV, dimana resolusi spasial yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan data citra satelit yang tersedia saat ini dapat mencapai 1 cm. Resolusi spasial sebuah foto udara yang dihasilkan tergantung sensor kamera yang digunakan serta penempatan ketinggian terbang drone tersebut. Namun walau mempunyai tingkat resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan data foto udara, data citra satelit mempunyai keunggulan dari sisi tingkat akurasinya bahkan tanpa penyertaan titik kontrol lapangan sekalipun terutama untuk area yang datar, berhubung saat ini kebanyakan data citra satelit komersial terutama yang termasuk dalam kategori citra satelit resolusi sangat tinggi dan tinggi sudah dibekali data titik kontrol bawaan dari pihak vendor yang bernama Rational Polynomial Coefficient RPC. RPC merupakan data model titik kontrol yang terdiri dari 20 titik, yang biasa digunakan dalam proses orthorektifikasi data citra satelit. Selain itu, data citra satelit mempunyai keunggulan dari sisi jumlah resolusi spektral. Saat ini, sebagian besar data citra satelit yang memiliki resolusi spasial sangat tinggi mempunyai 4 band yang masuk dalam spektrum elektromagnetik cahaya tampak visible dan juga inframerah dekat near infrared, beberapa bahkan mempunyai lebih dari 4 band seperti Citra Satelit WorldView-2 yang terdiri dari 8 band multispektral, dan juga Citra Satelit WorldView-3 yang tidak hanya memiliki 1 band pankromatik dan 8 band multispektral, akan tetapi juga memiliki 8 band multispektral Short Wave Infra Red SWIR dan 12 band Cloud, Aerosol, Vapors, Ice, and Snow CAVIS. Untuk data citra satelit lain terutama biasanya yang mempunyai resolusi spasial lebih rendah, malah mempunyai tingkat resolusi spektral lebih tinggi lagi. Sebagai contoh untuk data Citra Satelit Landsat 8 yang mempunyai resolusi spasial tertinggi 15 meter band pankromatik terdiri dari 11 band yang berasal dari 2 sensor yang dimilikinya ataupun contoh lainnya seperti Citra Satelit Sentinel-2A yang memiliki 13 band. Dan bahkan beberapa citra satelit mempunyai ratusan band yang sudah termasuk kategori citra satelit hyperspectral seperi Citra Satelit Hyperion. Keberadaan jumlah band yang banyak pada sebuah data citra satelit sangat bermanfaat untuk analisis lebih lanjut dari data citra satelit, seperti keberadaan band thermal pada Citra Satelit Landsat 8 bermanfaat untuk melakukan estimasi temperatur permukaan suatu wilayah, kemudian kehadiran band–band inframerah dekat dan band cahaya tampak, dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kerapatan vegetasi, tingkat kesehatan sebuah tanaman, dan lain sebagainya, melalui pengolahan Normalized Difference Vegetation Index NDVI. Selain itu, keunggulan foto udara yang dihasilkan oleh drone daripada citra satelit adalah tampilan foto udara yang dapat bebas awan karena penempatan ketinggian drone dapat diatur di bawah keberadaan awan tebal yang dapat menutupi objek di area pemotretan. Sedangkan data citra satelit optis yang menggunakan sensor pasif akan sangat tergantung kondisi cuaca di area perekaman tersebut. Jika ketika satelit melakukan perekaman di sebuah area yang ternyata terdapat awan tebal yang menutupi objek-objek yang terdapat pada area perekaman, maka awan tebal tersebut akan ikut terekam dan akan muncul pada citra satelit yang dihasilkan, sehingga menutupi objek dan mempersulit seorang interpreter untuk melakukan intepretasi objek yang berada di area perekaman. Sebenarnya terdapat juga data citra satelit dengan menggunakan sensor aktif sumber tenaga berasal dari sensor tersebut, salah satunya yaitu citra satelit dengan menggunakan teknologi Radio Detection and Ranging RADAR yang mampu “menembus awan” dan menghasilkan citra yang bebas awan. Akan tetapi penggunaan citra RADAR lebih ditujukan untuk memperoleh data topografi dibandingkan untuk melihat berbagai objek yang berada di permukaan bumi, karena tampilan objek pada citra RADAR hasil perekaman berbeda tampilannya dengan citra satelit optis dengan sensor pasif, dimana objek lebih sulit diidentifikasi pada citra RADAR. Namun walau begitu, kendala keberadaan awan pada data citra satelit optis dengan sensor pasif dapat disiasati dengan proses pengolahan. Untuk keberadaan awan tipis seperti kabut atau asap, dapat direduksi atau dihilangkan dengan pengolahan koreksi atmosferik, contohnya seperti yang terlihat di bawah ini Data Original Citra Satelit WorldView–2 Area Perekaman Tertutupi Asap Asap pada Data Citra Satelit WorldView-2 Hasil Olahan Warna Natural Haze Removal Plus Enhancement Telah Hilang Ataupun dapat menggunakan band SWIR pada data citra satelit yang mempunyai band tersebut, ataupun penggunaan band SWIR & CAVIS pada Citra Satelit WorldView-3, namun dengan tingkat resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan dengan Citra Satelit WorldView-3 pada band–band cahaya tampak visible dan juga inframerah dekat near infrared. Tampilan Data Citra Satelit WorldView–3 Warna Natural Spektrum Visible/Cahaya TampakC Maxar Technologies Tampilan Data Citra Satelit WorldView-3 Menggunakan Kombinasi Band SWIRC Maxar Technologies Tampilan Data Citra Satelit WorldView–3 Kombinasi Band SWIR Pada Area Yang TerbakarC Maxar Technologies Tampilan Data Citra Satelit WorldView-3 Pada Band Ke 8 SWIR Hampir Bebas AsapC Maxar Technologies Tampilan Data Citra Satelit WorldView-3 Menggunakan Band SWIR, Dimana Tingkat Area yang Terbakar Dapat Terlihat JelasC Maxar Technologies Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat membaca postingan berikut ini Melihat yang Tidak Terlihat Menggunakan SWIR Sedangkan untuk keberadaan awan tebal pada data citra satelit, dapat disiasati dengan proses yang diberi nama cloud remove. Cloud remove merupakan istilah untuk menggantikan tampilan awan di sebuah lokasi yang berada pada sebuah data citra satelit dengan data citra satelit lain yang kondisinya tidak terdapat keberadaan awan di lokasi tersebut. Untuk memudahkan pemahaman mengenai cloud remove, Anda dapat melihatnya pada beberapa contoh di bawah ini Menghilangkan Awan Pada Data Citra Satelit Sebelum dan Sesudah Proses Cloud Remove & Colour Balancing Data Original Citra Satelit WorldView–1 & WorldView–2 Wilayah Merangin – Jambi Data Citra Satelit WorldView–1 & WorldView–2 Hasil Olahan Orthorektifikasi + Cloud Remove + Mosaick + Enhance Wilayah Merangin – Jambi Idealnya data citra satelit yang digunakan sebagai data pengganti mempunyai tanggal perekaman serta tingkat resolusi spasial yang sama dengan data citra satelit yang keberadaan awannya hendak dihilangkan. Kalaupun ternyata data penggantinya tidak tersedia sesuai dengan kondisi ideal tersebut, maka hendaknya tanggal perekaman serta tingkat resolusi spasialnya tidak berbeda jauh atau jomplang dengan data citra satelit yang akan digantikan, sehingga nantinya kondisi penggunaan lahan pada area perekaman masih sesuai dengan kondisi yang terekam pada data citra satelit utama. Untuk kelemahan dari data foto udara yaitu secara rata-rata biaya perekaman untuk mendapatkan data foto udara lebih tinggi dibandingkan data citra satelit. Jika menggunakan pesawat terbang untuk melakukan perekaman, dan kita tidak mempunyai wahana tersebut, maka kita harus mengeluarkan biaya untuk sewa pesawat terbang plus biaya untuk pilot, dan pembiayaan lainnya. Selain itu kita harus mengurus perizinan untuk mengambil pemotretan di area pemotretan serta mematuhi berbagai aturan ketika melakukan pemotretan. Jika menggunakan wahana seperti drone yang dilakukan oleh kita sendiri yang posisinya jauh dari lokasi kita berada, maka selain pengurusan perizinan beserta aturan yang harus dipatuhi ketika melakukan pemotretan, kita juga harus mengeluarkan biaya akomodasi serta berbagai biaya lain yang tidak terduga selama di lapangan. Selain itu, pengambilan foto udara menggunakan wahana dengan bobot yang ringan semisal drone, faktor cuaca juga sangat berpengaruh. Kecepatan angin yang terlalu kencang di area pemotretan, akan membuat pergerakan drone menjadi tidak stabil, sehingga foto hasil perekaman menjadi kurang baik. Kecepatan penyediaan data foto udara juga lebih lambat dibandingkan data citra satelit, karena harus melakukan pengurusan perizinan di area pemotretan, waktu yang diperlukan untuk berangkat ke lokasi pemotretan, memastikan terlebih dahulu kondisi cuaca pada area pemotretan sudah ideal, serta resiko kegagalan pemotretan karena drone mengalami kerusakan ketika melakukan pemotretan, yang membuat proses pemotretan diundur. Sedangkan data original citra satelit yang sudah tersedia pada database, saat ini dapat diterima dalam hitungan hari bahkan jam, tanpa harus melakukan pengurusan perizinan dan pergi ke lokasi perekaman. Anda cukup duduk manis di rumah atau kantor Anda, maka dalam waktu yang tidak lama data original citra satelit sudah bisa dapat Anda terima. Selain itu, untuk area yang cukup luas, pengolahan data foto udara memakan waktu yang cukup lama terutama untuk proses ortho mosaick penggabungan data-data foto udara hasil pemotretan untuk mendapatkan tampilan utuh area pemotretan, karena akan terdiri dari banyak data foto udara berhubung dalam satu pemotretan, luasan area yang terportret tidaklah luas. Berbeda dengan hasil perekaman satelit sumber daya alam yang dapat mencakup area dalam sekali perekaman berkisar ratusan hingga ribuan kilometer persegi, sehingga jumlah scene/tile ukuran yang digunakan dalam sekali perekaman sebuah satelit data citra satelit yang mencakup area yang luas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan data foto udara. Begitu juga komputer yang digunakan untuk pengolahan data foto udara memerlukan spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan untuk pengolahan data citra satelit, berhubung begitu banyak data foto udara yang harus diolah menjadi satu kesatuan dengan ukuran file yang besar. Kesimpulan Telah diterangkan mengenai foto udara dan citra satelit, juga kelebihan dan kekurangannya. Anda yang memerlukan data penginderaan jauh, dapat memilih apakah data citra satelit atau foto udara yang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan beserta budget yang dimiliki. *** Semoga postingan ini bermanfaat, dan sampai jumpa pada postingan kami berikutnya. Insya Allah. POSTINGAN MENARIK LAINNYA 1. [Tutorial] Cara Download Peta RBI Gratis 2. [Tutorial] Download Data DEM SRTM Langsung di QGIS 3. [Tutorial] Mengetahui Suhu Permukaan Laut dari Citra Satelit MODIS Menggunakan QGIS 4. [Tutorial] Download Data OSM di QGIS 5. [Tutorial] Melakukan Georeferensi di QGIS